Sengketa Wilayah, Lebanon Peringatkan Israel Tak Lakukan Provokasi di Mediterania

BEIRUT, - Situasi di perairan Mediterania yang kaya akan kandungan gas alam, pada Minggu (5/6) mulai memanas setelah Presiden Lebanon Michel Aoun memperingatkan kepada pemerintah Israel untuk tidak mengeksplorasi kekayaan alam lepas pantai tanpa terlebih dahulu menyelesaikan sengketa wilayah dengan Lebanon, atau akan dianggap sebagai tindakan "provokasi".

“Setiap tindakan atau aktivitas di wilayah yang disengketakan merupakan provokasi dan tindakan agresif,” kata Aoun pada hari Minggu (5/6) dalam sebuah pernyataan dikutip RT.com.

Pernyataan tersebut ia sampaikan setelah kapal penyimpanan dan pembongkaran produksi terapung (FPSO) tiba di daerah yang disengketakan, di mana perusahaan hulu Energean yang berbasis di London itu berencana untuk mulai memompa gas dari ladang Karish di bawah kontrak dengan pemerintah Israel akhir tahun ini.

Aoun mengatakan dia membahas kedatangan FPSO dengan Perdana Menteri Najib Mikati dan meminta Komando Angkatan Darat Lebanon untuk memberinya "data yang akurat dan resmi untuk membahas masalah ini."

Sementara itu, Mikati menyebut situasi itu "sangat berbahaya," dengan mengatakan Israel berusaha "menciptakan krisis baru, melanggar batas kekayaan maritim Lebanon dan memaksakan fait accompli di wilayah yang disengketakan."

Karish terletak sekitar 90 km barat Haifa, dekat dengan ladang gas yang jauh lebih besar di Leviathan dan Tamar, dan memiliki cadangan yang diperkirakan bernilai lebih dari 300 juta barel minyak. Energean menandatangani kontrak pada bulan Maret untuk menjual output dari Karish ke Israel Electric Co., perusahaan gas terbesar Israel.

Di sisi lain, pemerintah Israel telah mengklaim bahwa Karish terletak di zona ekonomi eksklusif Israel, sebagaimana diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan bukan bagian dari wilayah Lebanon.

Kelompok militan Hizbullah Lebanon telah mengancam akan mengambil tindakan jika Israel mengekstraksi bahan bakar fosil di daerah yang disengketakan tanpa menyelesaikan sengketa teritorial dengan pemerintah negaranya.



sumber: www.jitunews.com